Monday, March 13, 2023

Tugas Pemrograman Multimedia

Tentang Multimedia

Kata multimedia menurut Ashar (Ashar, 2012), berasal dari 2 kata yaitu multi berarti banyak, sedangkan kata media atau bentuk jamaknya dari medium berasal dari bahasa latin yang berarti tengah tengah, perantara, atau pengantar. Selain itu, istilah kata perantara atau pengantar ini menurut Bovee, digunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Ashar, 2012). Adapun pengertian multimedia dari beberapa para ahli yaitu (Darmawan, 2012):

  1. Menurut Gayeski, D.M, multimedia ialah satu sistem hubungan komunikasi interaktif melalui komputer yang mampu mencipta, menyimpan, memindahkan, dan mencapai kembali data dan maklumat dalam bentuk teks, grafik, animasi, dan sistem audio.
  2. Menurut Phelps, multimedia adalah kombinasi teks, video, suara dan animasi dalam sesebuah perisian komputer yang interaktif.
  3. Menurut Collin, Simon Multimedia merupakan sebuah persembahan, permainan atau aplikasi yang menggabungkan beberapa media yang berlainan.

Berdasarkan dari penyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari multimedia merupakan teknik baru dalam bidang komputer yang menggabungkan lebih dari satu media dalam suatu bentuk komunikasi yang meliputi teks, suara, grafik, animasi, dan video ke dalam sistem komputer (Marjuni & Harun, 2018).

Sejarah Multimedia

Sejarah awal dari multimedia pertama kali yaitu sebagai berikut:

  1. Berawal dari kegiatan teater yang menggunakan lebih dark satu medium dan tanpa menggunakan perangkat komputer.
  2. Abad ke-15 an, Seorang tokoh Gutenberg dan Caxton memperkenalkan media cetak.
  3. 1862, Seorang Mathew Brady mengenalkan pameran fotografi ke publik.
  4. 1969 an, Mulai lahir internet yang merupakan jaringan komputer dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, melalui proyek ARPA dengan mengembangkan jaringan bernama ARPANET (Advanced Research Project Agency Network).
  5. 1971, Munculnya email oleh seorang insinyur Ray Tomlinson dalam proyek SNDMSG.
  6. 1976, tepatnya 1 April 1976, lahirlah teknologi Apple (perusahaan personal computer (PC) atau komputer pribadi yang mempopulerkan antarmuka pengguna grafis) yang didirikan oleh Steve Jobs dan Steve Wozniak.
  7. 1983-1986, Knight Ridder mengenalkan sebuah digitalisasi dengan kemunculan Viewtron (proyek yang memberikan akses berita ke publik, sebelum disalurkan ke media cetak).
  8. 1987, Mulai muncul sistem multimedia dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple. Kemudian tahun 1989 ditandai juga dengan pengumuman IBM, adanya perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan Video Adapter Card PS/2.
  9. 1988, Berkembangnya World Wide Web (WWW) dengan memunculkan banyak pionir situs berita dari berbagai media online. Seperti: CNN, The Chicago Tribune, News & Observer.
  10. 1994, Koran Inggris (The Daily Telegraph) mengikuti tren teknologi dengan meluncurkan Electronic Telegraph (Koran berbasis daring pertama di Eropa). Semuanya masih berlanjut dengan pengembangan media-media berita.
  11. 1994, Diperkenalkannya Netscape oleh Jim Clark dan Marc Andreesen
  12. 1995, Muncul pengembangan aplikasi platform mandiri yaitu JAVA.
  13. 1995, Indonesia mengembangkan koran daring bernama Republika dan Kompas. Saat itu sudah banyak pengguna internet di Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan peluncuran Tempo Interaktif (konten berupa wawancara narasumber dan profil tokoh) pada tahun 1996.
  14. 1996, Kemunculan Microsoft dan Internet Explorer.

Alasan harus mempelajari multimedia

Multimedia merupakan cara yang dilakukan untuk melakukan komunikasi dan memberikan sebuah informasi kepada orang lain dengan mudah melalui perantara baik dengan berbagai banyak cara yaitu melalui tulisan, gambar, video, animasi, dll. Dengan mempelajari multimedia, dapat dengan mudah menyampaikan suatu komunikasi atau informasi dengan cara membuat inovasi yang bermanfaat untuk orang lain.

Sumber:

Ashar, Rayandra, (2012), Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran (Jakarta: Referensi Jakarta.)

Darmawan, Deni (2012), Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marjuni, A. and Harun, H., 2019. Penggunaan Multimedia Online Dalam Pembelajaran. Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan3(2), pp.194-204.




Friday, April 2, 2021

 Mengetahui Perbedaan Antara Multiplexer, Demultiplexer, Decorder, dan Encoder pada Rangkaian Logika


Rangkaian Multiplexer
Rangkaian Multiplexer adalah rangkaian logika yang menerima beberapa input data secara otomatis dan memilih salah satu dari inputan tersebut untuk dikeluarkan pada output pada waktu tertentu yang berfungsi sebagai seleksi data. Data input yang terdiri dari beberapa sumber, akan dipilih satu dan dilanjutkan ke suatu saluran yang tunggal. Selain itu, multiplexer memiliki fungsi yang lain yaitu:
  1. Data rounting atau perjalanan data
  2. Dapat memilih sebuah alur data dari satu asal sebuah data di antaranya yaitu beberapa asal ke satu tujuan data yang ada.
  3. Pengurutan dari operasi
  4. Konversi bilangan pada rangkaian dari pararel ke seri
  5. Menghasilkan sebuah bentuk gelombang yang ada
  6. Menghasilkan sebuah fungsi dari logika tersebut


Rangkaian Multiplexer



Tabel Kebenaran pada Rangkaian Multiplexer




Rangkaian Demultiplexer
Rangkaian Demultiplexer adalah kebalikan dari rangkaian multiplexer yaitu rangkaian logika yang menerima satu input data yang mendistribusikan input tersebut yang beberapa output yang sudah disediakan. Rangkaian ini disebut perangkat yang mempunyai perangkat yang sedikit input dan banyak output karena yang berfungsi memilih saluran output banyak di jalur input yang sedikit. Seleksi data input dilakukan oleh selector line.


Rangkaian Demultiplexer


Tabel Kebenaran dari Rangkaian Demultiplexer



Prinsip Kerja Rangkaian Multiplexer dan Demultiplexer



Encorder
Dalam pengertian encoder secara umum adalah peralatan yang digunakan untuk mempersingkat jalur input yang awalnya berjumlah banyak menjadi output dengan jumlah yang sedikit dan juga untuk memproses yang mengubah data dari satu format ke format lainnya. Secara logika digital yaitu rangkaian kombinasional yang memiliki maksimum 2 pangkat n jalur input dan n merupakan jalur output. Karena mengkode informasi dari input 2n menjadi kode n-bit. Encoder akan menghasilkan kode biner yang setara dengan input yang mana adalah  Aktif Tinggi .


Untuk encoder sederhana, dapat diasumsikan bahwa hanya satu jalur input yang aktif pada satu waktu. Sebagai contoh, mari simak enkoder Oktal ke Biner. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini, oktal ke biner encoder adalah jenis encoder 8 jalur input dan dihasilkan 3 jalur output.


Cara Kerja Encoder

Cara kerja dari encoder yaitu menggunakan berbagai jenis teknologi yang digunakan untuk menghasilkan sinyal termasuk mekanik, magnetik, resistif, dan optik. Dalam pengindraan optik, encoder memberikan umpan balik berdasarkan gangguam cahaya



Gambar di atas menguraikan bagaimana sebuah konstruksi dasar dari incremental rotary encoder  menggunakan teknologi optik. Sinar cahaya yang dipancarkan dari LED melewati Code Disk, yang berbentuk dengan garis-garis buram (seperti jari-jari pada roda sepeda). 

Saat poros enkoder berputar, sinar cahaya dari LED terputus oleh garis-garis buram pada Code Disk sebelum diambil oleh Fotodetektor Assembly. Ini akan menghasilkan sinyal pulsa dengan: Menyala = on, tidak menyala = off. Sinyal selanjutnya akan dikirim ke counter atau pengontrol, yang kemudian akan mengirim sinyal untuk menghasilkan fungsi yang diinginkan.

Decorder
Decorder adalah rangkaian kombinasi yang mempunyai jalur input n dan maksimum jalur output 2 pangkat n. Salah satu dari output ini akan menjadi "Aktif Tinggi" berdasarkan kombinasi dari input yang ada ketika decoder diaktifkan. Dengan kata lain bahwa decoder adalah rangkaian yang mampu mendeteksi kode tertentu. Output dari decoder tidak lain adalah syarat minimum dari baris variabel input ‘n’, ketika diaktifkan.

Jenis Decoder

Decoder 2 ke 4
Jenis decoder ini memiliki 2 input 4 output. Kita misalkan 2 input yaitu A1 dan A0 dan 4 output yaitu Y3, Y2, Y1 dan Y0. Maka diagram blok decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar dibawah ini.




Salah satu dari empat output ini akan menjadi '1' untuk setiap kombinasi input saat diaktifkan, E adalah '1'. Adapaun Tabel Kebenaran dari decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar dibawah ini.


Dari tabel kebenaran diatas, kita dapat menulis fungsi Boolean untuk setiap output decoder tersebut

Y3=E.A1.A0
Y2=E.A1.A0
Y1=E.A1′.A0
Y0=E.A1′.A0

Setiap output memiliki satu produk. Jadi, secara total ada 4 produk. Kami dapat menerapkan ke-4 produk ini dengan menggunakan empat gerbang AND yang masing-masing memiliki tiga input & dua inverter. Diagram rangkaian dari decoder 2 ke 4 ditunjukkan pada gambar dibawah.




Oleh karena itu, output dari decoder adalah "min terms" dari dua variabel input A1 & A0, ketika aktif, E adalah 1. Jika tidak diaktifkan, E adalah nol, maka semua output decoder adalah sama dengan nol.

Decoder 3 ke 8
Merupakan merancang decoder 3 ke 8 maka kita menggunakan decoder 2 ke 4. Seperti yang telah diketahui decoder 2 ke 4 memiliki 2 input dan 4 output, jadi decoder 3 ke 8 memiliki 3 input yaitu A2, A1 & A0 dan 8 input yaitu Y7 to Y0. Untuk merancang decoder yang lebih tinggi mengguakan decoder yang lebih rendah, kamu bisa menggunakan rumus berikut :

                                                        M2/M1

Madalah Jumlah ouput decoder yang lebih rendah
Madalah Jumlah ouput decoder yang lebih tinggi

Sebagai contoh pada pada decoder 3 ke 8, M1 = 4 dan M2 = 8, maka dengan menggunakan rumus diatas maka jumlah pengatur urutan yang lebih rendah diperlukan sebanyak 2. 

Dengan kata lain, diperlukan 2 decoder 2 ke 4 untuk merancang 1 decoder 3 ke 8. Berikut ini adalah diagram bloknya




Input paralel A1 & A0 diterapkan pada setiap decoder 2 ke 4. Komplemen input A2 langsung terhubung aktif, E dengan decoder 2 ke 4 yang bawah untuk mendapatkan output, Y3 sampai Y0. Ini adalah 4 min terms rendah

Input, A2 langsung terhubung aktif, E dari decoder 2 ke 4 yang atas didapatkan output berupa Y7 ke Y4. Ini adalah 4 min terms tinggi.

Decoder 4 ke 16
Untuk merancang decoder 4 ke 16 maka dapat digunakan decoder 3 ke 8. Seperti yang diketahui Decoder 3 ke 8 memiliki tiga input A2, A1 dan A0 dan delapan output, Y7 ke Y0. Sedangkan decoder 4 ke 16 Decoder memiliki 4 input yaitu A3, A2, A1 dan A0 dan 16 ouput yaitu Y15 hingga Y0.

Dengan menggunakan rumus M2/M1, subtitusikan M1 = 8 dan M2 = 16 maka dbutuhkan sebanyak 2 buah decoder yang lebih rendah. 

Dengan kata lain, diperlukan 2 decoder 3 ke 8 untuk merancang 1 decoder 4 ke 16. Berikut ini adalah diagram bloknya. 


Input paralel A2, A1 & A0 diterapkan ke masing-masing decoder 3 ke 8 .Komplemen dari input A3  terhubung aktif, E dari decoder 3 ke 8 yang bawah untuk mendapatkan output Y7 hingga Y0, ini adalah 8 min terms rendah. Input A3 terhubung aktif, E dari decoder 3 ke 8 yang atas untuk mendapatkan output Y15 hingga Y8. Ini adalah 8 min terms tinggi.



Sumber




Saturday, March 20, 2021

Macam - Macam Rangkaian Flip - Flop dalam Tabel Kebenaran


1. JK Flip - Flop (Master Slave JK Flip - Flop)

Kelebihan JK Flip - Flop yaitu tidak ada kondisi terlarang atau artinya diberi apa pun inputan asalkan terdapat clock, maka akan mengalami perubahan pada outputnya.

2. RS Flip - Flop

RS FF ini memiliki 2 gerbang input/masukan yaitu R (Reset) dan S (Set) dan memiliki 2 output yaitu Q dan Q`.

  • S diberi logika 1 dan R diberi logika 0 = output Q akan berada pada logika 0 dan Q` pada logika 1.
  • R diberi logika 1 dan S diberi logika 0 = keadaan output berubah menjadi Q berada pada logika 1 dan Q` di logika 0.
Sifat yang paling penting dari Flip - Flop yaitu bahwa sistem ini dapat menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh saat Q = 1 dan Q` = 0, stabil ke II diperoleh saat Q = 0 dan Q`.

3. D Flip - Flop
Rangkaian ini merupakan salah - satu jenis Flip - Flop yang dibangun menggunakan Flip - Flop RS, tetapi perbedaanya yaitu terletak pada inputan R. Pada D Flip - Flop, inputan R diberi gerbang NOT. Setiap masukan ke D FF ini akan memberi keadaan yang berbeda pada input RS, dengan demikian hanya terdapat 2 keadaan "SET" dan "RESET" S=0 dan R=1. Jadi, dapat diisi.

4. CRS Flip - Flop

Clocked RS - FF yang dilengkapi dengan sebuah terminal pulsa clock. Pulsa clock ini berfungsi mengatur keadaan Set dan Reset. Bila pulsa clock berlogika 0, maka perubahan logik pada input R dan S tidak akan mengakibatkan perubahan pada output Q dan Q`. Akan tetapi, apabila pulsa clock berlogik 1, maka perubahan pada output Q dan Q`.

5. T Flip - Flop
Rangkaian ini merupakan rankaian flip - flop yang telah dibuat dengan menggunakan flip -flop JK yang kedua inputnya dihubungkan menjadi satu maka akan diperoleh flip - flop yang memiliki watak membalik output sebelumnya jika inputannya tinggi dan outputnya akan tetap jika inputnya rendah.


Sumber:











Sunday, October 18, 2020


Penyiaran Simulcast dalam Bentuk Digitalisasi Penyiaran di Indonesia

 

              Perkembangan teknologi televisi digital saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat dunia untuk memperoleh informasi. Sebelum tahap Cut off (tahap penghentian siaran analog secara total) maka siaran simulcast harus dilalui agar mulus mencapai era digital penyiaran tanpa gejolak yang berarti [1]. Menurut Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 22/PER/M.KOMINFO/11/2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Tetap Berbayar (Free To Air) pasal 1 ayat 8 mengatakan bahwa Penyiaran simulcast adalah penyelenggaraan pemancaran siaran televisi analog dan siaran televisi digital pada saat yang bersamaan.[1] Pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika telah berupaya menyiapkan peraturan-peraturan dan kebijakan yang berhubungan dengan uji coba televisi digital di Indonesia.[1] Kebijakan dalam masalah spektrum frekuensi, potensi pasar dalam bisnis penyiaran, dan networking provider sangat dibutuhkan dalam proses terlaksananya siaran televisi digital.

               Pada Hari Senin (25/11/2019),melalui siaran pers,Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan penyiaran televisi terrestrial secara simulcast atau analog dan digital bersamaan dapat terlaksana di seluruh Indonesia paling lambat di tahun 2021.  Sebagai bagian dari digitalisasi penyiaran, kini Kementerian Kominfo telah menyiapkan operasional penyiaran simulcast di 12 provinsi mulai awal tahun depan[2]. Hal ini didukung oleh Komisi Penyiaran Indonesia dalam upaya [3] pengembangan penyiaran digital dan kebijakan siaran simulcast bersamaan antara digital dan analog di wilayah 3T (Tertinggal,Terluar,dan Terdepan) yang bertujuan untuk memberikan dampak positif dan pemerataan informasi bagi publik.Dukungan tersebut disampaikan oleh Ketua KPI Pusat,Agung Suprio,[3] saat menjadi narasumber dalam acara Regulasi dan Kebijakan Penyiaran dengan tema “Penyiaran Televisi Secara Simulcast di Wilayah Perbatasan Negara” yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Rabu (16/10/2019).Menurutnya,Penyiaran di wilayah perbatasan, baik siaran nasional dan lokal, pengaruhnya sangat besar untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan dan daerah. Hal ini akan memberi daya tahan masyarakat akan pengaruh siaran asing terutama terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan penting dalam melayani kebutuhan informasi untuk masyarakat [3].

                Direktur Penyiaran Kemkominfo, Geryantika,  mengatakan Kominfo telah mengeluarkan sejumlah kebijakan pendukung pelaksanaan sistem penyiaran tersebut melalui Permen No. 3 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Penyiaran Simulcast dalam Rangka Persiapan Migrasi Sistem Penyiaran Televisi Analog ke Sistem Penyiaran Digital. Bahkan, pihaknya membuat kebijakan lanjutan melalui Permen Kominfo No. 4 Tahun 2019[3] dan tahapannya akan dimulai dari daerah perbatasan yaitu Nunukan yang akan menghadirkan siaran Metro TV dan Trans TV karena tidak ada siaran analog. [3] Sementara itu, Staf Ahli bidang Hukum Kemkominfo, Prof. Henri Subiakto, mengatakan Indonesia tertinggal dalam melaksanakan siaran digital.  Pembicaraan ini, lanjut dia, telah berlangsung sejak 2012 lalu. Namun hal itu tetap harus dilaksanakan, apalagi sudah terbit Permen soal simulcast. [2] Mengenai Revisi UU Penyiaran, Direktur Geryantika menyebutkan bahwa dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Kominfo pada tanggal 5 November 2019 telah disepakati masuknya Revisi UU Penyiaran dalam program legislasi prioritas dan ditargetkan selesai tahun 2020. Selain itu,Geryantika mengatakan [2] bahwa ada sepuluh hal yang menjadi fokus perhatian pemerintah dalam Revisi Undang – Undang Penyiaran yaitu :

1.     digitalisasi penyiaran televisi terrestrial dan penetapan batas akhir penggunaan teknologi analog (Analog Switched Off);

2.     penguatan LPP TVRI dan LPP RRI;

3.     kewenangan atributif antara Pemerintah dan Komisi Penyiaran Indonesia;

4.     penguatan organisasi Komisi Penyiaran Indonesia;

5.     fokus membahas PNBP penyelenggaraan Penyiaran;

6.     Kewajiban Pelayanan Universal dalam bentuk % pendapatan kotor (gross revenue);

7.     mengenai simplifikasi klasifikasi perijinan jasa penyiaran berdasarkan referensi internasional

8.     ketujuh masalah penyebarluasan informasi penting dari sumber resmi pemerintah

9.     pemanfaatan kemajuan teknologi bidang penyiaran;serta

10. penyediaan akses penyiaran untuk keperluan khalayak difabel.

 

            Indonesia belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk teknologi televisi digital. Sampai saat ini hanya TVRI sebagai televisi publik yang memiliki infrastruktur jaringan teresterial. Konsorsium Televisi Digital Indonesia belum memiliki jaringan teresterial. Karena selama ini konsep siaran analog dilakukan sentralistik (Jakarta) melalui satelit atau menyewa transmisi milik TVRI. Itu pun melihat kepada daerah yang berpontensi bisnis/perputaran uang dan jumlah populasi, bukan nasionalisme [1]. Selain itu, [1] di Indonesia belum memiliki institusi khusus yang menangani infrastruktur penyelenggara transmisi untuk televisi digital.Oleh karena itu,perlu dilakukannya [4] migrasi televisi (TV) dari analog ke digital yang dikenal dengan Analog Switch Off (ASO) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui UU Omnibus Law dan [4] berencana menyediakan 6,7 juta alat penerima siaran atau set top box bagi masyarakat kurang mampu dengan tujuan [4] banyak masyarakat yang menggunakan perangkat penerimaan siaran TV analog. Selain itu,dia mengungkap [5]enam alasan pentingnya migrasi televisi analog ke digital yaitu :

1.     pertama,Indonesia termasuk negara tertinggal dalam proses digitalisasi penyiaran secara global;

2.     kedua, dari arah kebijakan nasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan percepatan transformasi digital Indonesia;

3.     ketiga,migrasi televisi membuat kualitas siaran lebih optimal;

4.     keempat,ASO dianggap meningkatkan efektivitas industri penyiaran;

5.     kelima,digitalisasi televisi membuat frekuensi di 700 Mhz bisa ditata ulang dan dimanfaatkan untuk layanan lain seperti internet cepat;dan

6.     terakhir,terkait hubungan antarnegara.

Oleh karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate [6] mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong agar ASO segera terlaksana.[6] Adapun sejumlah cara yang dilakukan adalah dengan mempercepat legislasi baru yaitu RUU Cipta kerja (Omnibus Law), karena RUU Penyiaran sampai saat ini belum diterima oleh Pemerintah dari Parlemen.[6] Selain itu,mereka mengusulkan dalam RUU tersebut agar ASO memiliki tenggat batas waktu yang jelas, mengingat manfaat digitalisasi ini sangat besar bagi masyarakat dan negara,dan akan menjadi dasar patokan untuk perencanaan secara detil dan menyeluruh pelaksanaan migrasi dan ASO.

                Selain melalui legislasi, Kemenkominfo juga terus mendorong ASO dengan memperbolehkan lembaga penyiaran terlibat dalam siaran simulcast dan sejumlah lembaga penyiaran TV telah mengikuti simulcast seperti Jawa Pos TV, Transmedia, Metro TV, dan lain sebagainya [6]. Johnny G.Plate mengatakan [6] bahwa digitalisasi melalui siaran simulcast juga akan membantu lembaga penyiaran lebih hemat di tengah tekanan pandemi Covid-19. Lembaga penyiaran dapat menghemat biaya perawatan dan operasional infrastruktur.Selain itu,dia juga menyebutkan bahwa salah satu Lembaga penyiaran yang sudah melakukan uji coba siaran di digital dapat menghemat sampai dengan 70 persen dibanding pengeluaran untuk pemancar analog biasa [6].

 

Sumber :

[1]     A. Fachrudin, “Dampak Teknologi Penyiaran Televisi Digital bagi Industri Penyiaran di Indonesia,” Dra. Diah Wardhani, M. Si.

[2]     F. Setu, “Awali Digitalisasi Penyiaran, Kominfo Target Siaran Simulcast Seluruh Indonesia Tahun 2021,” 2019. https://kominfo.go.id/content/detail/22948/siaran-pers-no-213hmkominfo112019-tentang-awali-digitalisasi-penyiaran-kominfo-target-siaran-simulcast-seluruh-indonesia-tahun-2021/0/siaran_pers (accessed Oct. 14, 2020).

[3]     “KPI Dukung Kebijakan Siaran Simulcast dan Digitalisasi Penyiaran di Perbatasan,” www.KPI.go.id, 2019. http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/35373-kpi-dukung-kebijakan-siaran-simulcast-dan-digitalisasi-penyiaran-di-perbatasan.

[4]     F. Ahmad Burhan, “Migrasi TV Digital,Ada 6,7 Juta Alat Penerimaan Sinyal ke Warga Miskin,” https://katadata.co.id/, 2020. https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/5f7c5cc0cfaed/migrasi-tv-digital-ada-6-7-juta-alat-penerima-sinyal-ke-warga-miskin.

[5]     F. Ahmad Burhan, “Kominfo Ungkap 6 Alasan Pentingnya Migrasi Televisi Analog ke Digital,” https://katadata.co.id/, 2020. https://katadata.co.id/desysetyowati/berita/5f041b384408d/kominfo-ungkap-6-alasan-pentingnya-migrasi-televisi-analog-ke-digital.

[6]     L. D. Jatmiko, “Ada Covid-19,Target Migrasi TV Analog ke TV Digital Tetap 2022,” https://teknologi.bisnis.com/, 2020. https://teknologi.bisnis.com/read/20200831/101/1285254/ada-covid-19-target-migrasi-tv-analog-ke-tv-digital-tetap-2022.

 

                   

                                     

               

                    

 

              

Tugas Pemrograman Multimedia

Tentang Multimedia Kata multimedia menurut Ashar (Ashar, 2012), berasal dari 2 kata yaitu multi berarti banyak, sedangkan kata media atau be...